Minggu, 17 Juli 2011

SANGIRAN : "SEJARAH NEGERI TUA YANG BELUM TERUNGKAP"

Oleh Masdin
Pernah diterbitkan di Majalah MEDIA KITA BATAN

Sejarah merupakan kumpulan kejadian atau peristiwa yang terurut dengan waktu dengan bukti-bukti peninggalan yang secara ilmiah dianggap cukup kuat. Dibalik sejarah masih terdapat istilah pra sejarah yang belum cukup kuat dibuktikan dengan urutan waktunya. Pertanyaannya adalah seberapa jauh urutan waktu yang saat ini telah berlangsung, secara gamblang dapat diperkirakan seberapa tua usia bumi kita saat ini. Berdasarkan teori pengetahuan terakhir yang dapat dipercaya saat ini bahwa bumi kita saat ini telah berusia 4,5 miliar tahun. Mulai dari kelahirannya bumi kita telah mengalami berbagai fenomena evolusi struktur dan komposisi materi penyusun bumi. Fenomena ini terus berlangsung tanpa kita sendiri menyadarinya. Dalam kaca mata Antropologi, yakni salah satu bidang keilmuan tentang asal-usul manusia yang khusus membahas bentuk fisik (muka, hidung, mata dan dagu), perkembangan budaya dan adat istiadatnya, manusia hadir ke bumi dari suatu penciptaan yang tunggal atau dengan kata lain penciptaan Adam dan Hawa.
Pada tulisan ini kita akan melihat salah satu peninggalan sejarah manusia tertua yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia, yakni situs suatu negeri tua yang belum terungkap Sangiran. Tak maksud lain dari tulisan ini hanya untuk mengingat kembali pesan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, dengan perkataannya “Jangan sekali-kali meninggalkan sejara” atau dikenal dengan Jas Merah dan pesan tersurat dari Bapak Jakob Sumardjo dalam bukunya “Mencari Sukma Indonesia 2003”, yang berbunyi “Berpikirlah dari bawah, dari kenyataan budaya kita yang konkrit ini. Jangan terlalu banyak membaca buku dan menyimak berita berbahasa Inggris”

 
Lokasi dan Pencetus Fosil Sangiran
Secara geografis-administratif, Sangiran memang berada di wilayah Kabupaten Sragen. (lihat Situs Sangiran - Sragen).

 
 Gamba1. Peta lokasi kebupaten Sragen - Jawa Tengah
 
 Gambar 2. Ilustrasi Manusia Jaman Dulu (lihatMuseum Indonesia)

Penyingkapan prasejarah yang terselubung di Sangiran ini diawali dengan penelitian antropologi oleh peneliti kelahiran Jerman yang bernama lengkap Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald. Penelitian awalnya adalah penemuan alat-alat serpih yang terbuat dari bahan kalsedon dan jasper yang dikenal dengan nama Sangiran flake-industri di desa Ngebung pada tahun 1934 dan kemudian ditemukan kembali fosil manusia purba berupa fragmen rahang bawah pada tahun 1936.  Fosil manusia purba ini merupak jenis homo erectur diperkirakan hidup antara 1,5 juta hingga 1 juta tahun lalu. Saat ini, fosil yang ditemukan di situs Sangiran berjumlah 13.809, yang tersimpan di Museum Sangiran berjumlah 2.934 dan 10.875 disimpan di ruang pamer. Jumlah ini adalah sangat besar didunia atau dapat dikatakan sebagai suatu negeri manusia purba. Sumbangan fosil Sangiran dalam antropologi dunia adalah telah mewakili 50 persen populasi homo erectus di dunia. Disamping fosil manusia purba, peralatan dan persenjataan manusia purba dan fosil binatang yang hidup dimasa itu juga telah ditemukan. Dengan jumlah fosil tersebut membuat Sangiran menjadi salah satu tujuan utama kunjungan dalam rangkaian Seminar Internasional South East Asian Of Paleoanthropology yang diselenggarakan pada tahun 2007 ini. 

Geologi Sangiran
Sangiran pada awalnya digambarkan sebagai sebuah bukit yang dikenal dengan sebutan Kubah Sangiran, yang kemudian ter erosi pada bagian puncaknya sehingga terbentuk sebuah depresi. Dimana didalamnya terkandung informasi tentang kehidupan sejarah manusia purba dengan segala yang ada di sekelilingnya. Baik itu mengenai habitat, pola kehidupan, binatang - binatang yang hidup bersamanya dan proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari dua juta tahun yang lalu. Hasil terjadinya depresi yang sekarang bisa kita lihat di sangiran.
Evolusi geologis yang dapat diperkiraan saat ini terlihat pada gambar berikut,
 
  Gambar 3. Perkiraan Evolusi Geologi yang terjadi

Pelajaran yang Terpetik
Apa yang dapat diperlihatkan pada fosil manusia, hewan dan benda-benda yang berada pada kurun waktu prasejarah lebih dari 2 juta tahun yang lalu adalah menyadari kita bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sudah cukup tua menempati bumi ini, khususnya pulau Jawa. Dari kurun waktu tersebut, bagaimana kita menghubungkan kepada jaman kejayaan raja-raja di Jawa, seperti kerajaan Tarumanegara dan Majapahit. Tampaknya masih banyak hubungan informasi yang hilang. Fenomena alam yang diakibatkan adanya gerakan eksogen dan endogen telah merubah struktur permukaan bumi dan secara langsung merubah pola kehidupan manusia yang menempatinya. Terlepas dari kepentingan sejarah tersebut, kesadaran kita akan timbul bahwa kita telah lama ada di tanah air ini, kenapa kita tidak menggali kepribadian dan teknologi yang cocok untuk kehidupan di tanah sendiri untuk sekarang dan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar